Tebingtinggi, Rata News.id :
Kota Tebingtinggi tak luput dari hantaman banjir yang melanda beberapa kawasan, termasuk di pusat kota. Beberapa kelurahan terendam banjir dengan kedalaman mencapai 1 meter lebih. Sejak Minggu (30/11/2025), air telah mulai surut, banyak warga sibuk membersihkan rumah dari endapan lumpur dan sampah.
Namun, belum lagi warga selesai menderita dengan adanya musibah banjir, setelah itu kembali dibuat repot, karena Bahan Bakar Minyak (BBM) berbagai jenis menjadi langka.
Akibat BBM langka, masyarakat Kota Tebingtinggi menjadi panik tak karuan. Ratusan warga, mengular setiap harinya membuat antrian panjang di SPBU. Padahal tertulis jelas di Plank SPBU, bahwa BBM Pertalite lagi dalam perjalanan.
Walau BBM belum datang, tapi tak menyurutkan warga untuk ikut antri di SPBU. Ketika Truck Tangki pengangkut BBM datang, antrian makin panjang.
“Saya sudah antri di SPBU ini hampir 4 jam setelah habis Sholat Subuh, tapi belum juga datang minyaknya,” ucap Iwan.
Sementara, warga lain menyebutkan terkadang sudah antri berjam-jam, pas giliran mau masuk SPBU, stok minyak sudah habis. “Saya uda tiga jam antri sebelum magrib, pas sedikit lagi masuk SPBU, minyaknya habis,” ucap Haryanto, warga Rantaulaban.
Pantauan Wartawan Rata News.id beberapa hari disana, hampir semua SPBU di Kota Tebingtinggi kelangkaan semua jenis BBM. Terlihat antrian mengular panjang di SPBU Simpang Beo, SPBU Kampung Keling, SPBU Tambangan, SPBU Lalang, SPBU Simpang Rambung dan lainnya. “Pasokan dari Pertamina memang ada kendala, gak tau kita kapan stabilnya,” sebut pengelola sebuah SPBU, Selasa (2/12/2025).
Ditengah kelangkaan BBM di SPBU, masih ada saja segelintir anggota masyarakat yang memanfaatkan situasi. Saat tau BBM sulit didapat dari SPBU, para pedagang eceran pinggir jalan yang masih punya stok minyak, langsung menaikkan harga.
“Saya beli Pertalite disebuah pengecer, saat situasi normal harga dipatok Rp. 12 ribu per-liter, tapi sekarang di gas mereka jadi Rp. 40 ribu perliter,” ucap Riyan warga Kelurahan Mekar Sentosa.
Malah menurut Maradhona, ada seorang warga yang selalu ikut antri berjam-jam untuk membeli pertalite di SPBU, begitu dapat, dirumah disedot dari tangki sepedamotornya dimasukkan kedalam botol air mineral. “Dijualnya dengan harga Rp. 45 ribu per-liter dan ada juga yang mau beli,” jelas Sugino dengan nada prihatin melihat kondisi ini.
Dampak kelangkaan BBM di Kota Tebingtinggi, banyak aktifitas terganggu, baik anak sekolah maupun pekerja, yang biasa menggunakan Sepedamotor, karena jarak rumahnya jauh dari sekolah maupun tempat kerja.
“Saya sampai gak kerja tadi, karena Sepedamotor gak ada lagi minyaknya,” ujar Maradhona, Senin malam (1/12/2025).
Hingga Selasa (2/12/2025), semua jenis BBM masih langka di Kota Tebingtinggi, baik di SPBU maupun pedagang eceran.
Masyarakat menghimbau Pemerintah Pusat dan Daerah, agar segera mengambil langkah cepat, untuk menormalkan situasi, sehingga imbasnya tidak meluas yang bisa mengganggu perekonomian warga. “Kita berharap Presiden Prabowo tanggap atas keluhan rakyat,” ucap Pak Sinaga. (02.RN/sty).
