Simpangempat, Rata News.id :
Bupati Pasaman Barat, Yulianto bersama Wakil Bupati M. Ihpan melakukan pembahasan dengan jajaran Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (Lonsum), serta Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, dalam rangka kerja sama penyediaan Benih Sawit bagi petani.
Bupati Pasaman Barat Yulianto mengatakan, pihaknya membahas langkah-langkah strategis untuk peningkatan ketersediaan sumber benih kelapa sawit unggul yang berkualitas, bagi masyarakat dan pelaku usaha perkebunan di Pasaman Barat.
Menurutnya, kelapa sawit merupakan komoditas andalan Pasaman Barat, yang menopang perekonomian daerah.

Namun, ketersediaan benih yang terjamin mutunya, masih menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama.
Dengan adanya koordinasi ini, katanya, Pemkab Pasaman Barat optimis dapat menjamin ketersediaan benih sawit berkualitas tinggi, sehingga mampu mendorong peningkatan hasil perkebunan dan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pemkab Pasaman Barat sendiri, terus melakukan edukasi kepada petani perkebunan kelapa sawit, agar memilih bibit unggul untuk menghasilkan produksi yang lebih baik, jika dibandingkan memakai bibit tidak unggul.
“Edukasi dan sosialisasi terus kita lakukan setiap pertemuan dengan para petani,” katanya.
Pihaknya selalu menganjurkan kepada petani, agar memilih bibit bersertifikat yang sudah teruji seperti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, Sumatera Utara dan di PT London Sumatera Simalungun Sumatera Utara.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasaman Barat Afrizal sebelumnya mengatakan, banyak keuntungan bagi petani jika memakai bibit unggul.
Selain umur tanaman lama sampai 20-25 tahun, juga produksinya di atas satu ton per hektare per bulannya.
Jika tidak pakai bibit unggul, maka umur tanaman tujuh tahun sudah tidak produktif lagi dan produksi di bawah satu ton per hektare per bulannya.
Selain itu katanya, tanda-tanda secara fisik kelapa sawit yang memakai bibit tidak unggul berbuah hanya sampai tujuh tahun, batangnya kurus dan kecil, serta ketiak daun pelepahnya rapat. Berbeda dengan tanaman yang memakai bibit unggul.

Dia menambahkan, total luas perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat mencapai 189.508 hektare terdiri dari perkebunan besar seluas 62.574 hektare dan perkebunan rakyat seluas 126.934 hektare, dengan total produksi 2.873.113,89 ton.
Dalam pertemuan itu, Bupati dan Wakil Bupati didampingi sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah dan stakeholder terkait lainnya. (02.04/RN/sty).