Batangtoru, Rata News.id :
Duka mendalam mendera dua kakak beradik, Suci Alvia Insani (18), Mahasiswi sebuah PTS di Kota Padangsidimpuan dan Maya Kurnia (14), siswi Madrasah Tsanawiyah/SMP di Batangtoru, setelah kedua orangtuanya , sang ayah Misman (41), Karyawan Pelaksana Afdeling IV Kebun Hapesong dan sang ibu Waseh (38) serta adiknya Khairul Rizal Ramadhan (8), meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor. Rumah merekapun roboh tertimbun longsor beserta 14 rumah warga Desa Hapesong Baru, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Peristiwa longsor dan banjir bandang tersebut, melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, pada akhir November 2025. Bencana ini diperparah oleh cuaca ekstrem dan diduga akibat kerusakan ekosistem di sekitar daerah Batangtoru. Saat ini pun, Jum’at (5/12/2025), cuaca disana masih ekstrim dan sering terjadi hujan, mengakibatkan permukaan air Sungai Batangtoru naik lagi.

Dalam peristiwa tersebut, mengakibatkan 14 rumah tinggal tertimbun. Sedang warga yang tertimbun tanah longsor sebanyak 22 orang, berhasil dievakuasi dalam beberapa hari, dengan kondisi sudah tidak bernyawa, sedang 2 orang berhasil diselamatkan.
Pada saat kejadian tanah longsor, kedua anak Almarhum Mesman, Suci dan Maya, bisa selamat karena berada diteras rumah main hp. Sehingga begitu mendengar suara gemuruh tanah longsor, langsung lari keluar rumah, sementara kedua orang tua dan adiknya saat itu berada didalam rumah, tidak sempat menyelamatkan diri. Saat ini kedua anak yatim piatu tersebut, ditampung dirumah kerabatnya.
Lokasi tanah yang longsor, merupakan areal tanaman kelapa sawit TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) Tahun 2024 Afdeling V Kebun Hapesong PTPN IV Palmco Regional I, menimpa pemukiman warga Kampung Duren, Desa Batugodang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Menurut Tarimin, mantan Kades Batugodang didampingi Surip Hartono, pensiunan karyawan pelaksana Kebun Hapesong, para korban tanah longsor di Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, adalah :
1. Korban luka 2 orang, yaitu Satpam PTPN IV Palmco Regional I Kebun Hapesong, Tapsel, Andika Setiawan (luka pada kaki tekelupas) dan Hendra Saputra (patah tulang pinggang), saat ini keduanya sudah dirujuk ke Rumah Sakit di Kota Medan.
2. Korban meninggal dunia 22 orang, yaitu : Husen, Misman, Wase, Rizal, Jumintri, Ayu, Amelia, Tasha, Irwanto, Kardi, Sumini, Edy Wahono, Riska, Chandra, Suparmin, Basuki, Sakinah, Amanda, Darniwati Hulu, Reno, Anisa dan Yuda.
Dikatakan Tarimin dan Surip Hartono, atas inisiatif Manajer Kebun Hapesong Munawir, para korban meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor, dimakamkan diareal perkebunan dan segala keperluan fardu kifayah ditanggung perusahaan.
Menurut Surip Hartono, jumlah pensiunan karyawan Kebun Hapesong yang menjadi korban banjir bandang, tinggal di Desa Hapesong Baru, Kecamatan Angkola Sangkunur sebanyak 55 Kepala Keluarga, sedang di Desa Sigalagala, Kecamatan Batangtoru sebanyak 20 KK.

Sementara, korban tanah longsor kebanyakan karyawan aktif. Alm. Mesman beserta isteri dan anaknya, yang tertimbun tanah longsor, bertempat tinggal di Dusun Kampung Duren, Desa Batugodang, Kecamatan Angkola Sangkunur. Banjir bandang melanda Desa Hapesong Baru dan Perkebunan Sigala-gala, Kecamatan Batangtoru.
Dalam peristiwa tersebut, terdapat rumah pensiunan karyawan yang hanyut sebanyak 2 KK, atas nama :
1. Alm. Wonorejo (Sikat pensiunan janda) di Dusun Sukamaju/Benteng Desa Hapesong Baru.
2. Alm. Zulfitri Siregar (Sarti pensiunan janda) di Dusun Kampung Bawah Desa Perkebunan Sigalagala.
Saat ini, Kepala Desa Hapesong Baru Zulkarnaen, bersama warga setempat, telah membuka akses jalan di Dusun Sukamaju/Benteng, dengan menurunkan excapator untuk memperlancar distribusi bantuan dan akses masyarakat.
Kepala Desa Hapesong Baru Zulkarnaen Siregar mengatakan, korban banjir bandang di Dusun Sukamaju/Benteng, Pulolubang, Tamansari, Desa Hapesong Baru dan Dusun Kampung Bawah, Desa Perkebunan Sigalagala, pada umumnya dihuni pensiunan PTPN IV Palmco Regional I Kebun Hapesong dan Kebun Batangtoru. Sampai saat ini, mereka baru mendapat bantuan yang diterima dari PTPN hanya sembako, sedang untuk bantuan perbaikan rumah dan lain-lain, belum ada kabar dari pihak PTPN.
Sedang korban tanah longsor di Kampung Duren Desa Batugodang, selain mendapat bantuan sembako dan alat berat untuk evakuasi, ada kabar bahwa kedua anak korban Mesman (karyawan) yaitu 2 orang putri, yang lolos dari maut, akan ditanggung pendidikan dari PTPN sampai selesai kuliah, sedang sang Kakak akan diterima bekerja. “Namun itu masih kabar angin saja, belum ada surat tertulisnya,” ujar Kades Zulkarnaen Siregar.

Untuk bantuan lain belum ada. Saat ini korban banjir dan tanah longsor yang selamat, ditampung di perumahan karyawan tidak berpenghuni serta sebagian di Balai-balai desa tetangga.
“Kami mengharapkan adanya perhatian dari Direksi PTPN III Persero Holding Perkebunan Nusantara dan Sub Holding PTPN IV Palmco, terhadap Karyawan dan pensiunan yang menjadi korban tanah longsor dan banjir bandang, rumahnya roboh serta terbawa arus,” harap Kades Desa Hapesong Baru Zulkarnaen Siregar dan Kades Perkebunan Sigala-gala Subandi, seraya menyebutkan ini menjadi perhatian serius bagi PTPN, apalagi saat ini sudah 4 bulan uang beras belum dibayarkan.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Komunitas Persaudaraan Pensiunan Perkebunan Negara (KP3N) H. Zulkifli Barus didampingi Waketum KP3N Sudirjo, SE, MBA, Jum’at (5/12/2025), mendesak Direktur Utama PTPN IV Palm Co Sujatmiko Krisna Santosa, segera merespon cepat tragedi tanah longsor milik Perkebunan Regional I Kebun Hapesong, yang sempat mengubur dan menewaskan warga, kebanyakan para pensiunan perkebunan tersebut.

Zulkifli Barus menyayangkan, pihak perusahaan perkebunan lalai mengantisipasi terjadinya tragedi yang merenggut nyawa 22 orang tertimbun tanah longsor, padahal sudah ada peringatan dari instansi terkait, perusahaan agar waspada dalam memanfaatkan lahan untuk tanaman kelapa sawit.
“Direksi harus segera turun tangan membantu karyawan aktif dan pensiunan yang telah menjadi korban, termasuk kerugian dialami warga disana,” cetus Zulkifli Barus.
Apalagi lokasi tanah longsor tersebut, merupakan areal tanaman kelapa sawit TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) Tahun 2024 Afdeling V Kebun Hapesong, yang menimpa pemukiman warga Kampung Duren Desa Batugodang Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

“Pihak perusahaan harus bertanggungjawab membantu secara material dan immaterial, para korban jiwa dan kerugian harta benda, jangan tinggal diam. Karena sampai saat ini, belum ada upaya nyata membantu para korban,” ungkap Barus.
Secara terpisah Wakil Ketua Umum DPP KP3N Sudirjo, SE, MBA, saat dihubungi dari Pekanbaru menambahkan, para korban dan keluarga yang tertimpa musibah agar bersabar. Sudirjo yang merupakan putera kelahiran Kebun Hapesong, merasa sedih melihat kondisi korban bencana banjir bandang.

“Banyak yang sudah kehilangan nyawa dan harta benda tertimbun longsor tanah HGU Perkebunan, PTPN harus bertanggungjawab, baik material maupun immaterial, terutama masa depan kedua anak yatim piatu, yang merupakan anak karyawan aktif,” ucap Sudirjo, dengan nada sedih.
Dikatakan Surip Hartono, Pujakesuma Kabupaten Tapanuli Selatan telah memberikan bantuan pada warga korban longsor dan banjir bandang, di Dusun Benteng dan Tamansari Desa Hapesong Baru. (02.RN/sty).











